Minggu, 14 Februari 2016

MENGENAL MACAM-MACAM SESAR

GEOPEDIA- Kita sering menjumpai istilah sesar, Dalam bahasa ilmiah sesar sering disebul dengan fault sedangkan secara istilah sesar merupakan rekahan yang disebabkan oleh adanya pergeseran tubuh batuan.

Secara umum, sesar dibagi kedalam tiga kelompok yaitu sesar naik,sesar normal dan sesar mendatar. Meskipun ada juga sesar yang terbentuk karena gabungan beberapa sesar sehingga disebut sebagai sistem sesar.

Disini kita akan mempelajari berbagai macam sesar secara umum yang sering dijumpai yaitu;

1. Sesar naik

Merupakan pergeseran batuan kearah atas dari batuan asal. Pada sesar naik sudut kemiringan     lereng kecil bahkan cenderung tegak. Pada proses kejadian sesar naik ini energi yang dibutuhkan cukup besar sehingga pelapisan batuan dapat terangkat.
Ilustrasi sesar naik
Kenampakan sesar naik
2. Sesar normal

Merupakan pergeseran blok batuan kearah bawah yang disebabkan oleh adanya gaya gravitasi. Sesa ini juga sering disebut sesar ekstensi karen memanjangkan atau menipiskan kerak bumi. Pada sesar turun ini sering kita lihat pada perlapisan batuan yang nampak pada tebing yang mengalami sesar naik
Ilustrasi sesar normal

Kenampakan sesar normal
3.Sesar mendatar

Merupakan sesar yang terbentuk secara mendatar, Pada sesar ini lapisan batuan kiri bergerak berlawanan arah terhadap lapisan batuan kanan atau sebaiknya. Jika gerak mengiri disebut sinitral jika bergerak menganan disebut dekstral.

Ilustrasi sesar mendatar
Kenampakan sesar mendatar


PREDIKSI SOAL UN GEOGRAFI TAHUN 2016


GEOPEDIA- Pada bulan april mendatang kita akan menapaki Ujian Nasional Tingkat SMA/MA/SMK. Meskipun kini Ujian Nasional tak lagi menjadi dasar kelulusan namun setidaknya Nilai UN adalah torehan nilai terakhir saat menempuh jenjang pendidikan SMA.

Salah satu cara agar sukses dalam menempuh UN adalah dengan mempelajari dan memahami kisi-kisi soal Ujian Nasional. Disini saya menyampaikan beberapa prdiksi materi yang akan muncul dalam UN 2016. Saya bukan paranormal, bukan pembuat soal maupun penyebar soal UN. Prediksi ini saya analisis dari soal UN tahun 2011-2015.

Bagaimana dengan perbedaan kurikulum KTSP dan 2013 ? Nggak usah kawatir karena dalam UN 2016 ini soalnya merupakan irisan dalam KTSP dan kurikulum 2013. Artinya soal yang muncul mestinya yang diajarkan di kurikulum KTSP dan kurikulum 2013.

Berikut adalah prediksi saya berdasarkan analisis soal mulai tahun 2011 hingga 2015;
1. Konsep Geografi
2.Pendekatan Geografi
3.Prinsip Geografi
4.Aspek Geografi
5.Teori jagad raya
6.Teori pembentukan tata surya
7.Ciri-ciri planet
8.Akibat pergerakan lempeng
9.Lapisan Atmosfer
10.Macam-macam hujan
11.Pembagian iklim menurut ahli
12.Manfaat iklim
13.Fenomena cuaca dan iklim
14. Air tanah
15.Pola aliran sungai
16.Pelestarian sungai
17.Arus laut
18.Zona laut
19.Siklus batuan
20.Contoh batuan bernilai ekonomis tinggi
21Dampak tektonik
22.Dampak positif atau negattif vulkanisme
23.Mitigasi gempa
24.Jenis tanah di Indonesia
25.Upaya pelestarian tanah
26.Persebaran hutan di Indonesia
27.Fauna di Indonesia
28.Piramida penduduk
29.Permasalahan penduduk di Indonesia
30.Macam-macam migrasi
31.Klasifikasi Sumberdaya Alam
32Persebaran tambang di Indonesia
33.Pemanfaatan SDA
34.Pelestarian lingkungan dari kerusakan
35.Pembangunan berkelanjutan
36.Interpretasi peta (unsur-unsur peta)
37.Informasi sebuah peta
38.Menghitung ketinggian dari garis kontur
39.Pemanfaatan peta
40.Gambar tataguna lahan
41.Interpretasi obyek dalam citra penginderaan jauh
42.Manfaat citra penginderaan jauh
43.Keunggulan SIG
44.Manfaat SIG
45.Ciri desa-kota
46.Klasifikasi desa
47.Pola permukiman
48.Teori konsentris dan sektoral
49.Interaksi desa-kota
50.Menghitung titik henti
51Dampak interaksi desa-kota
52.Gambar perkembangan wilayah
53.Pusat pertumbuhan
54.Ciri negara maju/negara berkembang
55.Contoh negara maju/negara berkembang

Ada 55 materi yang sering muncul dalam soal UN dari tahun 2011-2015. Materi di atas lebih dari dua kali muncul dalam UN 2011-2015 bahkan ada yang setiap tahun muncul. Selamat belajar semoga sukses menjalani UN 2016.

Selasa, 09 Februari 2016

MEMAHAMI ZONA LAUT MENURUT KEDALAMANNYA

 GEOPEDIA- Secara vertikal laut memiliki berbagai zona dengan berbagai karakteristiknya. Mulai dari yang dapat kita lihat saat kita mengunjungi pantai hingga yang memiliki kedalaman lebih dari 2000 m di bawah permukaan laut.

Dilihat secara vertikal laut memiliki 4 zona yaitu, Litoral, neritik, batial dan abisal. Yuk kita pelajari karakteristik masing-masing zona tersebut.
Gambar penampang zona laut (sumber:www.alamikan.com)


1. Zona Litoral
Merupakan zona yang sering kita temukan saat kita berkunjung ke pantai. Zona ini sering disebut zona pasang surut. Artinya saat laut pasang maka zona ini akan tergenang air sedangkan saat air laut surut akan menjadi pantai.
Gambar zona litoral (sumber:http://www.windows2universe.org)
2. Zona Neritik
Merupakan zona yang memiliki kedalaman kurang dari 200 m. Ciri zona ini adalah sinar matahari masih mampu menembus zona ini sehingga masih banyak di jumpai hewan dan tumbuhan laut. Zona ini juga merupakan zona berkumpulnya ikan.
Gambar zona neritik (sumber:biologikelasxx.blogspot.com)
3.Zona Batial
Merupakan zona yang memiliki kedalaman 200-1800 m. Karakteristik zona ini matahari sudah tidak mampu menembus sehingga sedikit tumbuhan pada zona ini. Untuk jenis hewan laut masih banyak ditemukan pada zona ini.

Gambar zona batial (sumber: http://encyclopedia.caledonianseashells.com)

4.Zona Abisal
Zona abisal memiliki kedalaman diatas 1800 m. Karakteristik zona ini memiliki suhu yang sangat rendah. Hanya hewan dan tumbuhan yang tahan terhadap suhu rendah yang dapat hidup pada zona ini.

Gambar zona abisal (sumber: deepseabiomebio11.blogspot.com)


Rabu, 03 Februari 2016

MEMAHAMI PENDEKATAN GEOGRAFI

GEOPEDIA-Dalam memahami pendekatan geografi kadang kita mengalami kesulitan karena materi ini cukup membingungkan dan multitafsir. Dalam mempelajari geografi secara umum menggunakan tiga pendekatan yaitu: pendekatan keruangan ekologi, pendekatan keruangan dan pendekatan komplek wilayah.

Dalam memahami tiga pendekatan ini terkadang mengalami kerancuan. Misal dalam menganalisis fenomena banjir, sebaiknya menggunakan pendekatan apa yang tepat. Agar tidak bingung dalam memahami materi ini, berikut saya uraikan bagaimana cara memahami fenomena dengan pendekatan geografi.

Pendekatan keruangan
Melihat suatu gejala secara keruangan atau spasial. Titik penekanan kajian ini adalah persebaran fenomena. Untuk merumuskan ini bisanya dapat dengan menggunakan perntanyaan "Dimana". 

Contoh: Banjir yang terjadi di Jakarta tahun 2013 lalu menenggelamkan beberapa daerah diantaranya Pondok Labu, Muara Angke, Rawa Buaya dan Pondok pinang.

Dari contoh di atas kita dapat menganalisisnya dengan pertanyaan "Dimana saja persebaran banjir Jakarta tahun 2013?. Jawabnya di Pondok Labu, Muara Angke, Rawa Buaya dan Pondok pinang.

Peta persebaran banjir Jakarta tahun 2013




Pendekatan Ekologi
Dalam memahami pendekatan ekologi penekananny adalah ada fenomena yang terjadi akibat aktivitas manusia. Ketika fenomena yang terjadi akibat dampak aktivitas manusia pastilah pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ekologi.

Contoh: Bajir terjadi karena pembuangan sampah kesungai, berkurangnya resapan air dan diperparah oleh kerusakan di hulu sungai.

Dari contoh diatas banjir yang terjadi akibat aktivitas manusia yang berupa pembungan sampah kesunagi, berkurangnya resapan air karena alih fungsi lahan dan kerusakan dihulu sungai akibat aktivitas manusia.

Gambar membuang sampah kesungai menyebabkan pendangkalan sungai


Pendekatan kompleks wilayah
Dalam memahami pendekatan kompleks wilayah ini, menggabungkan antara pendekatan keruangan dan ekologi. Penekanan dalam pendekatan komples wilayah adalah menghubungkan fenomena yang terjadi dengan wilayah lain.

Contoh: Banjir yang terjadi di Jakarta karena tingginya alih fungsi lahan di daerah Bogor dan tingginya erosi di daerah Bogor.

Mengapa contoh di atas termasuk pendekatan komples wilayah karena Antara Bogor dan Jakarta masih dalam satu sistem Aliran sungai yaitu DAS Ciliwung, sehingga ketika resapan rendah dan sedimentasi tinggi akan menyebabkan naiknya folume air di sepanjang DAS Ciliwung sehingga Jakarta yang menjadi korbannya.
Peta Segmentasi DAS Ciliwung
Jadi untuk memahami fenomena dengan menggunakan pendekatan apa yang tepat, tergantung pada konteks fenomenyanya. Jika berupa persebaran maka menggunakan pendekatan keruangan, jika merupakan akibat aktivitas manusia dengan menggunakan pendekatan ekologi dan jika ada hubungan dengan daerah lain maka menggunakan pendekatan kommplek wilayah.